Oleh : Jibriel Romli
Matahari tampil dengan maksimal hari yang panas untuk di lewati. hari edukasi yang telah menua. matahari yang tampil agaknya luput dari sadar. kesadaran akan dialektis menimbulkan kebencian. sebuah idealisme tampak meraba - raba. mencari celah instalasi nyata. ia yang menggunakan satu argumentasi tak terbantahkan mendapatkan kesenangan. mencuri - curi waktu untuk menyandarkan jiwa pada ketenangan. telah menurun nilai, nilai yang agung dan suci. ia masih meraba agaknya. bukankah telah tampak baginya pembelian kemerdekan yang di amininya. tampaknya ia keluar dari kejadian itu. jikalau begitu, aku lebih menyukai ia yang melihat matahari yang memberikan sinar pada mata. mereka yang kreatif pada kebenaran empirisme melengkapi hidupnya. sekteku terdegradasi, aku berada di dalamnya menyaksikannya. ia adalah yang memanfaatkan sholat untuk beristirahat dari tanggung jawab pekerjaan dunia. kebutaannya membuatnya meraba - raba meraba hidup yang penuh duri. kakinya sering menginjak itu terkadang sampai tubuhnya bahkan terkadang di kepala. ia yang memilih penuntun buta berharap menuntunnya. ya !! orang buta menuntun orang buta. tak heran bila ia sering tercebur di lubang sesekali terhanyut di sungai terbentur bebatuan kadang tersangkut di jembatan. tubuhnya basah, ada tersangkut sampah di kepalanya, air sungai pun tertelan olehnya.
Matahari tampil dengan maksimal hari yang panas untuk di lewati. hari edukasi yang telah menua. matahari yang tampil agaknya luput dari sadar. kesadaran akan dialektis menimbulkan kebencian. sebuah idealisme tampak meraba - raba. mencari celah instalasi nyata. ia yang menggunakan satu argumentasi tak terbantahkan mendapatkan kesenangan. mencuri - curi waktu untuk menyandarkan jiwa pada ketenangan. telah menurun nilai, nilai yang agung dan suci. ia masih meraba agaknya. bukankah telah tampak baginya pembelian kemerdekan yang di amininya. tampaknya ia keluar dari kejadian itu. jikalau begitu, aku lebih menyukai ia yang melihat matahari yang memberikan sinar pada mata. mereka yang kreatif pada kebenaran empirisme melengkapi hidupnya. sekteku terdegradasi, aku berada di dalamnya menyaksikannya. ia adalah yang memanfaatkan sholat untuk beristirahat dari tanggung jawab pekerjaan dunia. kebutaannya membuatnya meraba - raba meraba hidup yang penuh duri. kakinya sering menginjak itu terkadang sampai tubuhnya bahkan terkadang di kepala. ia yang memilih penuntun buta berharap menuntunnya. ya !! orang buta menuntun orang buta. tak heran bila ia sering tercebur di lubang sesekali terhanyut di sungai terbentur bebatuan kadang tersangkut di jembatan. tubuhnya basah, ada tersangkut sampah di kepalanya, air sungai pun tertelan olehnya.